Halloween, Trick or Treat ?
Halloween dirayakan setiap tanggal 31 Oktober yang merupakan tradisi Eropa kuno. Halloween adalah sebuah festival pengusir hantu dimana orang-orang yang merayakannya mengenakan kostum dan menyalakan api unggun.
Pada malam 31 Oktober mereka merayakan festival Samhain. Mereka mempercayai bahwa dimalam itu arwah dari orang-orang yang telah mati akan kembali ke bumi. Dunia orang hidup dan mati saling bertemu, sehingga orang yang sudah mati tersebut berkesempatan untuk hidup kembali dimalam itu.
Halloween bergaya Amerika yang dikenal saat ini merupakan perayaan yang berpusat pada permen dan kostum hantu. Namun faktanya, perayaan yang kelihatannya tampak aneh ini punya makna religius.
Amerika Utara memiliki istilah baru untuk tradisi lama yaitu: trick or treat. Sejak tahun 1950-an, trick or trest berkembang menjadi praktik ramah anak yang sebagian besar dilihat dari ini. Dengan kostum yang unik, setan ataupun malaikat, mereka mengetuk pintu-pintu rumah untuk memberikan nyanyian dengan imbalan makanan manis, permen sambil teriak berkata Trick or Treat. Ucapan tersebut adalah semacam “ancaman” yang berarti ” Beri kami ( permen ) atau kami jahili.
Akan tetapi, dizaman sekarang ini , anak-anak tidak lagi menjahili rumah orang yang tidak memberikan apa-apa. Halloween identik dengan setan, penyihir, hantu, goblin dan makhluk yang menyeramkan dari kebudayaan Barat. Halloween disambut dengan menghias rumah dan pusat perbelanjaan dengan simbol-simbol halloween, salah satu yang terkenal adalah lentera dari labu yang disebut Jack O Latern.
Penggunaan kata Halloween berawal pada sakitar tahun 1785 dan berasak dari Kekristenan. Kata Halloween mempunyai arti yaitu malam yang dikuduskan atau malam suci. Di banyak belahan dunia, perayaan keagamaan Kristen dan saat malam para kudus, misalnya menghadiri ibadah gereja dan menyalakan lilin pada makam. Sejumlah pihak lain meyakini bahwa Halloween bermula secara independen sebagai suatu perayaan Kristen semata, terpisah dari festival kuno seperti Samhain.