Peneliti Sebut Daun Kratom Memiliki Zat Berbahaya
Daun Kratom atau yang biasa disebut daun ketum ini bisa digunakan untuk menghilangkan berbagai macam penyakit seperti diare. Dun kratom berasal dari pohon cemara tropis yang tumbuh subur di tanah Kalimantan.
Daun kratom dalam dunia medis dapat dijadikan sebagai penawar rasa sakit ( pain killer ) dan sebagai pengganti opioid. Kratom mampu menstimulasi reseptor otak layaknya morfin, meski dengan efek samping yang jauh lebih ringan. Ditemukan kandungan senyawa opioid yang mampu memicu kecanduan hingga mati.
Tingginya permintaan membuat banyak petani karet dan kelapa sawit di Kalimantan mulai beralih garapan menanam pohon Kratom. Terlepas dari kepopulerannya, kratom memicu kekhawatiran banyak pemerhati kesehatan.
Para ilmuan mengatakan kratom memiliki efek positif, namun hingga kini masih sedikit sekali penelitian yang menganalisis keamanan dan efek samping keseluruhan dari daun tersebut.
Meskipun begitu, Drug Enforcement Administration ( DEA 0 tetap tidak menganjurkan kratom dikonsumsi terlalu sering lantaran ada banyak efek yang ditimbulkan. Seperti ketergantungan yang dimulai dengan tanda-tanda nyeri otot, tulang, mual, kelelahan, serta depresi. Kemudian efek lainnya adalah overdosis.
Hal ini tidak mengurangi keberanian para pengusaha dan petani daun kratom untuk terus memasarkan tanaman tersebut ke berbagai daerah atau negara luar.