George Best: Playboy Yang Jadi Legenda Manchester United

ANGKASABOLA – George Best : “Saya menghabiskan banyak uang untuk minuman keras, burung, wanita, dan mobil cepat. Sisanya saya buang sia-sia,” demikian kata legenda Manchester United.

Dilansir AngkasaBola, George Best disebut sebagai pesepakbola selebriti pertama di dunia. Dia dikenal sebagai playboy, kadang bersikap urakan, tapi di sisi lain sangat berbakat menangani si kulit bundar di lapangan hijau.

Best berhasil mengukir namanya di buku sejarah MU. Pencetak gol terbanyak Divisi Utama pada 1967-1968 tersebut meraih dua gelar juara Divisi Utama (1964-1965, 1966-1967). Serta satu trofi Piala Eropa pada 1968.

Namun, gaya hidup bak bintang pop tersebut harus dibayar mahal. Best kalah dalam pertarungan hidup dan mati dengan alkohol. Ia meninggal pada 25 November 2005 di usia ke-59.

Baca Juga : Alasan Jersey Juventus Yang Baru Dihilangkan Loreng Hitam Putihnya

“Dia [Best] adalah sosok yang selalu bersemangat di dalam dan luar lapangan. Aura yang dia keluarkan mempengaruhi permainannya di lapangan,” kata mantan bek kanan Blackpool, Jimmy Armfield, yang pernah menjadi lawan Best.

“Dia bermain di era 1960-an dan permainannya menjadi daya tarik media. Saya pikir dia menyukainya [dekat dengan media],” katanya menambahkan.

Kehidupan Yang Jauh Berbeda

Armfield, yang bermain 43 kali untuk Timnas Inggris pada 1959-1966, membenarkan sisi lain George Best yang suka menggoda wanita.

“Itu menjadi bagian dari kehidupan Best. Anda tidak bisa mengubah seorang laki-laki dan begitulah dia,” ucap Armfield.

“Akan tetapi, hal itu tidak menghilangkan kemampuannya yang luar biasa dalam bermain sepak bola. Ini [permainan sepak bola] yang membuat saya mengingatnya,” ucapnya melanjutkan.

George Best (kiri) dikenang sebagai United Trinity bersama Bobby Charlton dan Dennis Law.

Seorang pelayan pernah mengantarkan sampanye ke kamar hotel Best. Ketika masuk ke dalam kamar, sang pelayan menemukan Best bersama uang yang berserakan hasil dari menang kasino. Serta seorang wanita yang saat itu menjadi Miss World.

Itu adalah salah sedikit cuplikan kehidupan Best di luar lapangan.

George Best Orang Jenius

“Jenius” menjadi kata yang langsung bersarang di benak mantan pencari bakat MU, Bob Bishop. Ketika dia pertama kali melihat Best menunjukkan permainan terbaiknya di Belfast. Ketika itu, Best masih remaja berusia 15 tahun.

Tak berpikir panjang, Bishop langsung menghubungi manajer MU, Matt Busby. “Bos, saya pikir saya telah menemukan seorang pemain jenius,” ujar dia.

George Best salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Man United.

Penglihatan Bishop tidak salah. Di kemudian hari, Best dijuluki sebagai pemain terbaik dunia oleh legenda sepak bola dari Brasil, Pele.

Setelah masuk skuat senior MU di usia 17 tahun. Best ikut andil membantu Setan Merah meraih gelar juara Divisi Utama 1964-1965. Ini adalah gelar pertama MU setelah tragedi Munich pada 1958. Tragedi yang menewaskan delapan pemain dan tiga staf MU dalam sebuah kecelakaan pesawat.

Setahun kemudian, ketenaran Best melejit. Dua gol kilat dalam kurun waktu tujuh menit. Kala itu ia mencetak gol pada leg kedua perempat final Piala Eropa 1965-1966 lawan Benfica di Estadio da Luz pada 9 Maret 1966, melambungkan namanya di berbagai surat kabar.

George Best masuk tim senior Man United di usia 17 tahun.

Ia sampai disebut dengan sebutan ‘El Beatle’. Merujuk pada grup musik tenar asal Inggris, The Beatles, yang diprakarsai John Lennon dan Paul McCartney.

Puncak Kejayaan

Puncak dari karier Best terjadi pada 1968. Ketika satu gol dia dalam babak tambahan membantu United memenangkan Piala Eropa di Wembley. Kala itu, MU menang dengan skor 4-1 dari Benfica di hadapan kurang lebih 92 ribu penonton.

Kendati demikian, Best juga tidak luput dari kata ‘kontroversi’ sebagai pemain profesional. Ia sering kena sanksi larangan bermain, denda akibat berkelahi di bar, dan mangkir latihan lantaran pergi ke klub malam.

Pada 1971, Best lebih memilih menghabiskan akhir pekan bersama aktris Sinead Cusack di Utara London. Daripada membela MU lawan Chelsea yang digelar di London bagian barat.

Best hengkang dari MU di usia 27 dan memainkan laga terakhir dengan Setan Merah pada 1974. Totalnya, sepanjang karier bersama United, Best mampu menghasilkan 181 gol dari 474 pertandingan di berbagai ajang.

Jelang Pensiun

Setelah itu, ia bermain di berbagai klub dari beragam negara seperti Afrika Selatan, Irlandia, Amerika Serikat, Skotlandia, Hong Kong, dan Australia. Pada 1983, Best akhirnya benar-benar mengakhiri kariernya di dunia sepak bola kendati tetap tampil di sejumlah laga amal dan pertandingan persahabatan.

Pemain yang merupakan satu dari tiga trisula legendaris Man United bertajuk United Trinity, bersama dengan Bobby Charlton dan Dennis Law, meninggalkan sejumlah prestasi gemilang selama kariernya.

Best yang dilabeli sebagai salah satu pemain dengan dribble terbaik di dunia, disebut Asosiasi Sepak Bola Irlandia sebagai “pemain terbaik yang pernah mengenakan seragam hijau Irlandia Utara.”

Namun, pada hari pertama di Oktober 2005, Best dilarikan ke Rumah Sakit Cromwell di London karena sindrom yang menyerupai flu. Sebuah gambar yang ia minta dipublikasikan di News of The World pada 20 November 2005 atau 5 hari sebelum hari kematian. Menggambarkan dirinya terbaring di ranjang rumah sakit bertuliskan peringatan bagi para peminum alkohol dengan tulisan, “Janganlah Anda Mati Sepertiku.”

Ikuti terus berita terupdate seputar dunia sepak bola jadwal bola dan prediksi jitu bersama ANGKASABOLA.

ANGKASABOLA adalah AGEN TARUHAN BOLA terbesar Saat ini di Indonesia yang sudah tidak diragukan lagi. Dalam hal melayani dan membantu masalah yang dihadapi member dalam hal pembuatan akun dan masalah games.
Hanya dengan 1 User ID anda bisa bermain semua game, buruan daftar di ANGKASABOLA.

Support By : AGEN BOLA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *